Asuransi Ramah Milenial

by - 4/04/2020 10:55:00 AM



Bulan lalu saya mengerjakan sebuah project pembuatan aplikasi untuk pasien anak dengan kanker.

Agar apa yang saya dan tim buat sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, kami melakukan riset dan menginterview mulai dari pasien, keluarga, dan komunitas-komunitas peduli kanker.

Satu hal yang paling menempel di kepala saya adalah ucapan dari seorang pengurus komunitas yang mengatakan, “Diagnosa penyakit kanker pada anak adalah diagnosa bagi seluruh anggota keluarga terutama orang tua.”

Membayangkan betapa “patah hatinya” orang tua mengetahui anak mereka yang harusnya menikmati masa tumbuh kembang seperti anak lain harus berubah sejak hari terdiagnosa. Buah hati mereka harus melawan penyakit mematikan nomor dua di dunia itu.

Keluarga pasien umumnya shock akibat diagnosa yang seolah tiba-tiba karena kanker pada anak sangat sulit terdeteksi atau terdeteksi ketika sudah di stadium II, III, bahkan akhir. Ini disebabkan sel kanker pada anak tumbuh berkembang bersamaan dengan sel normal lainnya.

“Anak dengan kanker adalah anak yang terpilih. Biasanya mereka juga dilengkapi dengan orang tua yang spesial” kata salah satu volunteer.

Biasanya? Iya, biasanya karena ternyata masih banyak orang tua yang tidak mau menerima diagnosis yang terjadi pada anak mereka.

Sekali lagi, diagnosa kanker pada anak diagnosa bagi setiap anggota keluarga.

Beberapa kasus yang mereka temui, ada anak yang ditinggalkan begitu saja di rumah singgah oleh keluarga. Ada pula seorang ibu yang ditinggalkan suaminya karena si ibu harus menemani anaknya setiap hari di rumah sakit.

Umumnya hal-hal tersebut terjadi akibat masalah ekonomi.

Yayasan Kanker Indonesia (YKI) melalui health.detik.com memprediksi biaya pengobatan kanker rata-rata 100 juta/bulan.

Itu belum termasuk biaya tempat tinggal dan perjalanan jika pasien berdomisili di luar jawa atau jauh dari fasilitas pengobatan kanker yang masih terbatas di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dll.

Mahalnya biaya pengobatan kanker membuat sebagian orang harus pasrah karena tidak punya jaminan kesehatan. Beberapa pasien juga lebih memilih pengobatan herbal sebagai alternatif yang khasiatnya pun belum diakui oleh para medis.

Kata seorang pengurus komunitas, hal ini justru memperburuk keadaan pasien apalagi jika pasien sudah pernah menjalani pengobatan. Treatment yang terputus, tidak bisa dilanjutkan melainkan harus mengulang kembali dari awal. Artinya, biaya yang dikeluarkan untuk treatment sebelumnya sama dengan sia-sia.

Hal seperti ini mungkin akan dicegah jika ada jaminan kesehatan yang melindungi tiap anggota keluarga dari risiko terburuk sekalipun.

Kanker adalah satu dari beberapa penyakit kritis yang akan menguras biaya jika kita #amitamit terdiagnosa penyakit ini.

Sebagai seorang milenial yang tidak kebal dengan risiko ini, saya merasa perlu membentengi keuangan agar saya bisa tetap fokus melakukan pekerjaan dan passion.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba mencari dan membeli sebuah asuransi.


Mencari Asuransi Ramah Milenial


Cara utama dan terutama bagi milenial mencari asuransi yang tepat adalah dengan menemukan dan membandingkan sebanyak mungkin produk asuransi melalui situs-situs asuransi tersebut.

Sayangnya hampir semua asuransi menawarkan hal yang sama sekaligus problem yang sama.

Saya bahkan tidak menghabiskan waktu lebih dari 2 menit mengunjungi situs asuransi sebelum akhirnya saya tutup.

Beberapa karena premi yang harus dibayarkan tidak affordable dengan keadaan finansial saat ini, atau karena yang ditawarkan tidak benar-benar saya butuhkan.

Hingga saya menemukan Flexi Critical Illness dari Astra https://ilovelife.co.id/products/product-critical-illness/

Flexi Critical Illness (CI) Protection merupakan asuransi yang memberi perlindungan atas penyakit kritis utama yang paling banyak terjadi atau dialami penduduk Indonesia yaitu stroke, jantung, dan kanker.

Poin pertama yang menarik perhatian adalah harga preminya masuk akal serta besar nilai perlindungannya bisa kita #AturSendiri.

Ini bukan hanya masuk akal namun juga efisien karena premi yang dibayarkan sesuai dengan risiko atau usia saat mendaftar. Kamu yang masih single dan muda bisa mendapat premi yang lebih murah.

Poin kedua yang menjadi keunggulan Flexi CI dan tidak dimiliki asuransi lainnya adalah Flexi CI memberi perlindungan hingga Rp 2 Miliar tanpa medical check up, dan 100% online. Jadi kamu tidak perlu repot harus melakukan berbagai tahapan cek medis yang bukan hanya melelahkan dan memakan waktu, namun juga biaya yang tidak murah.

Biaya perlindungan ini bahkan bisa diklaim 50% saat #amitamit kamu terdiagnosa kanker tahap awal. Tujuannya agar membantu kamu dan keluarga memiliki dana untuk melakukan pengobatan dan melawan kanker.

Kamu juga tidak perlu takut dengan pembelian asuransi yang kebanyakan menuntut komitmen jangka panjang. Dengan Flexi CI kamu bisa mulai dengan masa pertanggungan dari satu tahun atau sampai kamu mencapai usia 85 tahun.

Kamu bahkan bisa memilih frekuensi pembayaran premi, mulai dari bulanan, kuartalan, semesteran sampai tahunan. Saya sendiri memilih pembayaran per tahun karena lebih hemat dua bulan. Cukup bayar premi 10 bulan, sudah dapat perlindungan 12 bulan.

Kamu bisa kunjungi ilovelife.co.id/products/product-critical-illness untuk mengetahui manfaat lebih detail menggunakan Flexi CI.

Sekali lagi, ini semua bisa dilakukan secara online dengan jaminan harga terbaik sehingga seluruh premi yang kamu bayar dioptimalkan untuk manfaat perlindungan kamu sendiri. Kamu bahkan tidak perlu membayar biaya komisi.

Kalau kamu penasaran dengan “harga terbaik” yang saya sebut di atas, berikut saya beri ilustrasi hitung-hitungannya.

Seandainya kamu adalah seorang wanita berusia 25 tahun dan ingin biaya pertanggungan sebesar 50 juta rupiah. Hasil hitung-hitungan Flexi CI bahwa biaya proteksi yang harus kamu bayar setiap bulan hanya sebesar Rp6.500 atau tidak lebih mahal dari harga secangkir kopi kamu setiap pagi.


Pengalaman Membeli Polis Flexi Critical Illness


Proses pembelian premi Flexi Critical Illness sangat “millennial-able” atau sangat ramah milenial. Pembelian premi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja kamu sempat karena prosesnya 100% online.

Hanya butuh waktu 5 menitan untuk menyelesaikan pembelian polis dari awal sampai akhir. Berikut adalah semua langkah yang perlu kamu lakukan.

Pertama, kunjungi website https://ilovelife.co.id dan klik “Lihat Detail”





Lalu klik “Cek Sekarang”






Lalu klik “Ayo Mulai!”




Isi pertanyaan di bawah dengan Ya/Tidak




Lalu lengkapi data kamu dan isi Uang Pertanggungan yang kamu inginkan





Lalu pilih periode pembayaran yang kamu inginkan dan klik “Ambil”





Lengkapi data diri dan upload KTP kamu, kemudian klik “Lanjut”




Lengkapi nomor telepon dan alamat yang diperlukan, lalu klik “Lanjut”




Masukkan data penerima manfaat klaim dan pilih besar presentase yang akan diterima, lalu klik “Tambahkan”




Periksa data yang sudah kamu masukkan




Silakan baca S&K dan jika setuju klik “Saya Setuju”




Pilih cara pembayaran yang kamu inginkan, lalu klik “Lanjut”




Lalu klik “Ya”




Nah, kamu bisa memasukkan kode promo dengan mengklik gambar kado di bawah.




Masukkan nama sesuai KTP dan sesuai yang didaftarkan Flexi Life, masukkan kode promo BLOGENJELINA77, lalu klik “Kirim Sekarang”



Nah, kalau kamu sudah sampai di akhir proses pembelian polis Flexi Critical Illness. Kamu hanya perlu menunggu dalam waktu kurang dari 24 jam sebelum akhirnya kamu menerima email polis. Silakan selesaikan pembayaran kamu untuk mengaktifkan polis.

Demikian keseluruhan proses yang perlu dilakukan, hanya menghabiskan sekitar 5 menit dan dapat dilakukan kapan dan dimana pun.

Untuk mengetahui informasi dan manfaat lain menggunakan Flexi Critical Illness, yang tidak mungkin saya jelaskan satu per satu di blog ini, kamu selalu bisa mengunjungi website ilovelife.co.id.

Sebagai penutup, saya dan milenial lain sudah berada di usia yang tepat untuk mengambil rencana asuransi yang terjangkau untuk berdampak besar pada keuangan di masa depan, dan orang-orang terdekat saya.

Seperti saya, kamu juga akan membuat jalan untuk dirimu sendiri, sebagai seorang milenial.
Jadi, apa pilihanmu?


You May Also Like

0 comments